Monday 8 October 2012



Ali Napoleon



Napoleon Bonaparte 
adalah Seorang Muslim


Siapa yang tidak mengenali Napoleon Bonaparte, seorang Jenderal dan Kaisar Perancis kelahiran Ajaccio, Corsica 1769. 

Namanya terdapat dalam urutan sejarah, ia itu senarai yang ke-34 dari seratus tokoh-tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah dunia yang ditulis oleh Michael H. Hart. Karier militer Napoleon sungguh hebat dan menarik. Kegeniusan gerakan taktiknya perangnya amat memukau, lantas digelarkan seorang Jeneral Perang yang digeruni.  Sebagai seorang yang berkuasa dan berdaulat penuh terhadap negara Perancis sejak Ogos 1793, seharusnya beliau merasa puas dengan segala apa yang telah diperolehinyaNamun demikian. ,rupanya kemegahan dunia tidak mampu memuaskan batinnya, agama yang dianutinya waktu itu ternyata tidak dapat membuat Napoleon Bonaparte merasa tenang dan damai.

Akhirnya pada tarikh 02 Julai 1798, 23 tahun sebelum kematiannya ditahun 1821, Napoleon Bonaparte menyatakan ke-Islamannya di hadapan dunia Internasional. Namanya berubah menjadi ‘Aly (Ali) Napoleon Bonaparte’.

Apa yang membuat Napoleon ini memilih Islam daripada agama lamanya, Kristian ?

Berikut penuturannya yang dipetik dari majalah Genuine Islam, edisi Oktober 1936 terbitan Singapura.

“I read the Bible; Moses was an able man, the Jews are villains, cowardly and cruel. Is there anything more horrible than the story of Lot and his daughters?”

“The science which proves to us that the earth is not the centre of the celestial movements has struck a great blow at religion. Joshua stops the sun! One shall see the stars falling into the sea… I say that of all the suns and planets,…”

(“Saya membaca Bible; Musa adalah orang yang cekap, sedang orang Yahudi adalah bangsat, pengecut dan jahat. Adakah sesuatu yang lebih dahsyat daripada kisah Luth dengan kedua puterinya?” (Lihat Kejadian 19:30-38)


“Sains telah menunjukkan bukti kepada kita, bahwa bumi bukanlah pusat tata surya, dan ini merupakan pukulan hebat terhadap agama Kristian. Yosua menghentikan matahari (Yosua 10: 12-13). Orang akan melihat bintang-bintang berjatuhan ke dalam laut…. saya katakan, semua matahari dan planet-planet ….”)


Selanjutnya Napoleon Bonaparte berkata :


“Religions are always based on miracles, on such things than nobody listens to like Trinity. Jesus called himself the son of God and he was a descendant of David. I prefer the religion of Muhammad. It has less ridiculous things than ours; the turks also call us idolaters.”

(“Agama-agama itu selalu didasarkan pada hal-hal yang ajaib, seperti halnya Trinitas yang sulit difahami. Yesus memanggil dirinya sebagai anak Tuhan, padahal ia keturunan Daud. Saya lebih meyakini agama yang dibawa oleh Muhammad. Islam terhindar jauh dari kelucuan-kelucuan ritual seperti yang terdapat di dalam agama kita (Kristian); Bangsa Turki juga menyebut kita sebagai orang-orang penyembah berhala dan dewa.”)

Seterusnya :
“Surely, I have told you on different occations and I have intimated to you by various discourses that I am a Unitarian Musselman and I glorify the prophet Muhammad and that I love the Musselmans.”

(“Dengan penuh kepastian saya telah mengatakan kepada anda semua pada kesempatan yang berbeda, dan saya harus memperjelas lagi kepada anda di setiap ceramah, bahwa saya adalah seorang Muslim, dan saya memuliakan nabi Muhammad serta mencintai orang-orang Islam.”)

Akhirnya beliau berkata :
“In the name of God the Merciful, the Compassionate. There is no god but God, He has no son and He reigns without a partner.”

(“Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tiada Tuhan selain Allah. Ia tidak beranak dan Ia mengatur segala makhlukNya tanpa pendamping.”)

Napoleon Bonaparte mengagumi Al-Quran setelah membandingkan dengan kitab sucinya terdahulu, Injil. Akhirnya ia menemukan keunggulan-keunggulan Al-Quran, juga semua cerita yang melatar belakanginya.

Dalam buku yang berjudul ‘Bonaparte et I’Islarn oleh Cherlifs, Paris, halaman 105’, Napoleon Bonaparte berkata sebagai berikut: “I hope the time is not far off when I shall be able to unite all the wise and educated men of all the countries and establish a uniform regime based on the prinsiples of the Qur’an which alone can lead men to happiness.”

(“Saya meramalkan bahwa tidak lama lagi akan dapat dipersatukan semua manusia yang berakal dan berpendidikan tinggi untuk memajukan satu kesatuan kekuasaan yang berdasarkan prinsip–prinsip ajaran Islam, karena hanyalah Qur’an itu satu-satunya kebenaran yang mampu memimpin manusia kepada kebahagiaan.”)

Amin.


No comments:

Post a Comment

Masih ad-Dajjal Al-Masih ad-Dajjal ( Arabic : المسيح الدجّال‎ Al-Masīḥ ad-Dajjāl, Arabic for "the false messiah "), is an evil...